Desember 26, 2024

Warning: sprintf(): Too few arguments in /www/wwwroot/pondoksalam.co.id/wp-content/themes/chromenews/lib/breadcrumb-trail/inc/breadcrumbs.php on line 253

Pengertian Struktur Modal

Pondoksalam – Pengertian Struktur Modal ini adalah suatu perimbangan atau pun perbandingan antara modal asing itu dengan modal sendiri. Modal asing di dalam hal ini adalah utang jangka panjang atau pun juga jangka pendek. Sedangkan untuk modal kemudian terbagi atas laba ditahan serta juga penyertaan kepemilikan perusahaan.

Struktur modal yang optimal tersebut ialah sebuah struktur modal yang kemudian mengoptimalkan keseimbangan pada risiko serta juga pengembalian sehingga kemudian akan memaksimalkan harga saham. Untuk hal tersebut, maka di dalam penetapan struktur modal pada suatu perusahaan perlu untuk kemudian mempertimbangkan segala bentuk jenis variabel yang memengaruhinya.

Struktur modal tersebut adalah problem yang sangat penting bagi sebuah perusahaan hal tersebut disebabkan oleh karna baik buruknya struktur modal itu pasti akan mempunyai efek langsung terhadap kondisi atau pun posisi finansial suatu perusahaan, terutama dengan adanya utang yang sangat besar pasti akan memberikan beban tersendiri kepada perusahaan.


Pengertian Struktur Modal Menurut Para Ahli

Untuk dapat atau bisa mengerti lebih di dalam mengenai Struktur Modal ini maka kita bisa atau dapat merujuk pada pendapat beberapa para ahli, diantaranya ialah sebagai berikut :

  • Menurut J. Fred Weston & Thomas E Copeland (1996)

    Mengatakan bahwa struktur modal tersebut adalah suatu pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan juga modal pemegang saham.




  • Menurut Halim (2007:78)

    Struktur modal ini merupakan sebuah perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang sifatnya ini adalah tetap, hutang jangka panjang, saham preferen, serta juga saham biasa. Di dalam teori struktur modal itu pun juga kemudian dinyatakan mengenai apakah perubahan struktur modal ini akan berpengaruh atau juga justru tidak terhadap nilai suatu perusahaan, dengan asumsi bahwa keputusan investasi dan juga kebijakan dividen tersebut tidak berubah. Apabila terdapat pengaruhnya, berarti struktur modal yang terbaik, namun apabila tidak terdapat pengaruhnya, berarti hal tersebut tidak ada juga struktur modal yang terbaik.


Tujuan Struktur Modal

Tujuan dari manajemen struktur modal ialah untuk mengolaborasikan sumber dana permanen yang dipakai suatu perusahaan di dalam operasionalnya yang bisa memaksimalkan perusahaan tersebut. Pencarian pada struktur modal yang optimal ini  ialah suatu pekerjaan yang sangat sulit, disebabkan oleh sebab adanya konflik yang menuju kepada suatu biaya agensi.

Konflik lama itu kemudian terjadi antara pemegang saham serta juga pemegang obligasi di dalam penetapan struktur modal optimal disebuah perusahaan. Maka untuk bisa/dapat mengurangi kemungkinan manajemen di dalam menanggung risiko berlebihan atas nama pemegang saham, maka kemudian perlu/wajib untuk kemudian memasukkan beberapa batasan protektif.


Faktor yang mempengaruhi struktur modal

Ada beberapa faktor yang kemudian bisa mempengaruhi struktur modal, diantaranya sebagai berikut :

Struktur aktiva (tangibility)

Banyak dari perusahaan itu kemudian menyimpan modalnya itu di aktiva tetap yang kemudian mengutamakan pada terpenuhinya modal dari modal permanen yakti modal sendiri, selain itu dilain sisi, utang itu sifatnya ialah sebagai pelengkap. Semakin besar aktiva suatu perusahaan (aktiva lancar), maka akan lebih cenderung mengoptimalkan terpenuhinya dari kebutuhan dana utang. Hal itu yang menunjukkan adanya suatu pengaruh dari struktur aktiva pada struktur modal suatu perusahaan.


Growth opportunity

Ini merupakan sebuah kesempatan sebuah perusahaan di dalam menjalankan investasi dalam hal yang menguntungkan. Teori agensi tersebut kemudian mengilustrasikan hubungan negative antara leverage dan juga opportunity. Yakni perusahaan tersebut cenderung melewatkan kesempatan di dalam hal berinvestasi yang menguntungkan.


Ukuran perusahaan (form size)

Perusahaan besar tersebut lebih melakukan diversifikasi usaha banyak dibanding dengan perusahaan kecil. Oleh karena itu, memungkinkan kecilnya kegagalan pada saat melaksanakan usaha/ kebagkrutan. Perusahaan itu kerap dijadikan ialah sebagai indikator ukuran dari terjadinya kebangkrutan perusahaan. Yang mana perusahaan dengan ukuran lebih besar inilah yang kemudian dipandang lebih mampu untuk dapat menghadapai krisis usahanya.


Profitabilitas

Perusahaan dengan profit yang unggul pasti memiliki/mempunyai dana internal yang juga lebih banyak apabila dibanding itu dengan profit rendah. Perusahaan dengan tingkat tinggi pengembaliannya kemudian akan berinvestasi dengan memakai utang relative kecil. Tingkat di dalam pengembalian tinggi mungkin didalam membiayai sebagian besar keperluannya pendanaan yakni dengan menggunakan dana dengan internal. Hal itu yang kemudian menunjukkan profit juga akan mempengaruhi struktur modal.


Risiko bisnis

Risiko bisnis tersebut dapat atau bisa mempersulit sebuah perusahaan di dalam menjalankan pendanaan eksternalnya, jadi dengan secara teori hal tersebut tentu akan mempengaruhi pada levereage suatu perusahaan.


Struktur Modal Sasaran

Struktur modal sasaran tersebut adalah suatu kombinasi antara utang saham preferen, dan juga saham ekuitas yang digunakan di dalam suatu perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal.
Kebijakan struktur modal tersebut kemudian melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan juga pengembalian.

Risiko yang lebih tinggi yang kemudian cenderung kemudian akan menurunkan harga saham, namun ekspektasi tingkat pengembalian yang lebih tinggi tersebut kemudian akan menaikkannya. Oleh karena itu, struktur modal yang optimal tersebut wajib atau harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko danjuga pengembalian sehingga kemudian bisa memaksimalkan harga saham suatu perusahaan.


Faktor Struktur Modal Sasaran

4 faktor utama yang kemudian memengaruhi keputusan dari struktur modal diantaranya ialah sebagai berikut:

  1. Risiko bisnis,
  2. Posisi perpajakan,
  3. Fleksibilitas keuangan,
  4. Konservatisme atau keagresifan manajemen.

Risiko Bisnis dan Keuangan

Risiko Bisnis tersebut adalah tingkat risiko yang inheren di dalam operasi suatu perusahaan apabila perusahaan itu tidak mempergunakan utang. Perusahaan tersebut akan memiliki atau mempunyai risiko bisnis yang kecil jika pada permintaannya akan suatu produk yang dihasilkannya itu stabil.

Apabila harga-harga input serta juga produknya itu tetap relatif konstan, perusahaan tersebut bisa atau dapat menyesuaikan harga-harganya dengan secara bebas apabila terjadi peningkatan biaya, dan juga apabila sebagian besar biayanya tersebut adalah biaya variabel sehingga akan turun jika penjualan menurun. Hal-hal yang lain kemudian diangap sama,ialah  semakin rendah risiko bisnis sebuah perusahaan, maka akan semakin tinggi rasio utang optimalnya.


Faktor Risiko Bisnis

Risiko bisnis tersebut tergantung pada sejumlah faktor, diantaranya sebagai berikut:

  1. Variabilitas permintaan,
  2. Variabilitas harga jual,
  3. Variabilitas biaya input,
  4. Kemampuan di dalam menyesuaikan pada harga output di dalam sebuah perubahan pada biaya input,
  5. Kemampuan di dalam mengembangkan siati produk baru diwaktu yang tepat serta juga efektif di dalam hal biaya, eksposur risiko asing,
  6. Komposisi biaya tetap: leverage operasi (leverage operasi tersebut ialah suatu tingkat sampai sejauh mana biaya tetap itu kemudian dipakai di dalam operasi sebuah perusahaan)

Teori Struktur Modal

Ada beberapa teori yang berkaitan tentang struktur modal, penjelasannya ialah sebagai berikut :

1. Teori pendekatan tradisional

Pendekatan tradisional ini memberitahukan bahwa akan terdapat struktur modal itu dengan optimal. Artinya struktur modal itu mempunyai/memiliki pengaruh pada nilai suatu perusahaan, yang mana struktur modal itu bisa berubah-ubah agar didapatkan nilai perusahaan optimal.


2. Teori pendekatan Modigliani & miller

Teori ini kemudian dibagi menjadi 2, penjelasannya sebagai berikut :

a. Teori MM tanpa pajak

Teori struktur modal ini adalah teori Modigliani & miller. Pendapat mereka tentang struktur modal ialah tidak relevan maupun juga tidak berpengaruh pada value (nilai) suatu perusahaan. Kemudian ia mengajukan asumsi di dalam membangun teori mereka, diantaranya ialah sebagai berikut :

  1. Tanpa agency cost
  2. Tanpa pajak
  3. Investor bisa/dapat berutang yakni dengan suku bunga sama pada dari perusahaan
  4. Investor memiliki/mempunyai informasi serupa manajemen tentang/mengenai prospek suatu perusahaan dimasa depannya
  5. Tanpa biaya kebangkrutan
  6. EBIT tanpa adanya pengaruh penggunaan utang
  7. Para investor itu adalah price-takers
  8. Jika mengalami kebangkrutan, maka aset tersebut dijual harga pasar

b. Teori MM dengan pajak

Teori tanpa pajak yang dianggap tidak realistis tersebut kemudian di memasukkan pajak tersebut di dalam teorinya. Pajak itu kemudian dibayarkan untuk pemerintah ini maksudnya menjadi aliran kas keluar. Utang tersebut bisa dipakai/digunakan guna menghemat pajak sebab bisa dipakai atau digunakan menjadi pengurang pajak.


3. Teori trade-off pada struktur modal

Myers (2001) ini merupakan , “perusahaan berutang tersebut sampai pada tingkat utang tertentu, yang mana penghematan pajak dari tambahan utang itu  seperti pada biaya kesulitan keuangan”.

Penentuan trade-off theory pada struktur modal optimal tersebut dengan menggunakan/memakai faktor antara biaya keagenan, pajak maupun juga  biaya kesulitan, tetapi juga tetap mempertahankan sebuah asumsi symmetric information serta efesiensi pasar tersebut menjadi imbangan serta juga manfaat pemakaian utang. Dengan tingkat utang yang optimal tentu kemudian tercapailah disaat menghemat pajak di dalam mencapai jumlah maksimal dibiaya kesulitan.


4. Teori pecking order

Teori ini memaparkan mengenai kenapa perusahaan tersebut memiliki atau mempunyai tingkat keuntungan lebih tinggi justru memiliki tingkat utang kecil. Spesifik perusahaan tersebut memiliki atau mempunyai urutan preferensi dipemakaian dananya.

Scenario urutannya diantaranya ialah sebagai berikut :

  1. Perusahaan memiliki atau mempunyai pandangan internal
  2. Perusahaan kemudian menghitung target dari rasio pembayaran yakni dengan berdasarkan perkiraan kesempatan investasi.
  3. Adanya kebijakan konstan yang bergabung fluktuasi serta juga kesempatan berinvestasi tersebut tanpa prediksi sehingga aliran kas tersebut kemudian menjadi lebih besar daripada pengeluaran investasi.
  4. Jika didalam pandangan eksternal dibutuhkan, maka suatu perusahaan tersebut kemudian mengeluarkan surat berharganya yang teraman dulu.

5. Teori asimetri dan signaling

Teori ini kemudian menyatakan bahwa di dalam pihak yang berhubungan/berkaitan perusahaan itu tidak mempunyai atau memiliki informasi sama mengenai prospek dan juga risiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai atau memiliki informasi lebih daripada pihak lain. Teori tersebut kemudian dibagi dua, diantaranya ialah sebagai berikut :

  1. Myers & majluf : Menurutnya ada asimetri informasi antara pihak luar yakni dengan manajer.
  2. Signaling : Ia kemudian mengembangkan modal yang mana struktur modal tersebut adalah signal penyampaian manajer ke pasar.

6. Teori keagenan (agency approach)

Dengan pendekatan keagenan, struktur modal tersebut kemudian tersusun untuk mengurangi adanya suatu konflik yang berkelompok kepentingan saja. Untuk dapat menajalankan perhitungan struktur modal tersebut, maka perusahaan tersebut kemudian harus/wajib memakai/menggunakan software akuntansi online seperti halnya jurnal.


Komponen Struktur Modal

Menurut Riyanto (2008:227) bahwa terdapat komponen struktur modal yang tersusun dari modal asing serta juga modal sendiri, Dibawah ini merupakan penjelasan sebagai berikut.

Modal Asing

Modal asing atau pun utang tersebut adalah sebuah modal yang asalnya itu ialah dari luar perusahaan yang sifatnya tersebut hanya sementara bekerja pada suatu perusahaan dan juga untuk perusahaan yang terkait modal itu adalah hutang yang hingga waktu yang kemudian tentu itu harus dibayar kembali.

Di saat pengambilan keputusan maka akan pemakaian utang itu kemudian harus dipertimbangkan besarnya biaya tetap yang timbul dari utang di dalam bentuk bunga yang kemudian akan menyebabkan semakin tingginya leverage keuangan juga semakin tidak pastinya pada tingkat pengembalian untuk semua pemegang saham biasa. Modal asing atau utang itu kemudian bisa atau dapat dibedakan menjadi 3 jenis yakni berikut ini:

  1. Utang Jangka Pendek (Short-term Debt)
    Utang jangka pendek tersebut ialah modal asing yang pengembalian waktunya paling lama itu ialah 1 tahun. Beberapa besar utang jangka pendek itu kemudian terdiri atas kredit perdagangan yakni kredit yang dibutuhkan untuk bisa/dapat terselengaranya perusahaan.
  2. Utang Jangkah Menengah (Intermediate-term Debt)
    Utang jangka menengah tersebut merupakan utang yang jangka pengembalian waktunya lebih dari 1 tahun atau pun kurang dari 10 tahun. Utang jangka menengah ini kemudian dibagi menjadi 2 yakni Term Loan serta Leasing
    1. Term Loan tersebut ialah suatu kredit usaha dengan umur lebih dari 1 tahun dan juga kurang dari 10 tahun.
    2. Leasing ini ialah suatu alat (tools) atau pun cara untuk memperoleh suatu servis dari aktiva tetap yang pada umumnya itu ialah sama seperti halnya jika anda melakukan sebuah penjualan obligasi untuk kemudian memperoleh suatu servis serta juga hak milik atas aktiva tersebut, yang kemudian membedakan pada leasing ini tidak diikuti dengan hak milik.
  3. Utang Jangka Panjang (Long-term Debt)
    Sedangkan untuk Utang jangka panjang ini ialah sebuah utang yang pada jangka waktu pengembaliannya itu cukup panjang, umumnya utang ini akan lebih dari 10 tahun. Bentuk dari utang jangka panjang diantaranya ialah seperti pinjaman obligasi dan juga pinjamam hipotek.

Modal Sendiri

Modal sendiri atau pun juga ekuitas itu ialah modal yang asalnya dari pemilik perusahaan serta juga ditanam di dalam suatu perusahaan tersebut di dalam jangka waktu yang juga tidak menentu lamanya. Modal sendiri tersebut kemudian diharapkan tetap berada di dalam suatu perusahaan untuk jangka waktu yang tidak mempunyai atau memiliki batas, sedangkan untuk modal pinjaman itu memiliki jatuh tempo. Di dalam suatu perusahaan modal sendiri bisa atau dapat kemudian dibedakan di dalam beberapa jenis, antara lain ialah sebagai berikut :

  1. Modal Saham
    Modal saham tersebut ialah sebuah tanda bukti pengembalian bagian atau juga peserta di dalam sebuah perusahaan. Terdapat beragam jenis saham seperti saham preferen (prefed stock),  saham biasa (common stock), kemudian saham kumulatif (cummulative prefered stock) serta juga lain sebagainya.
  2. Cadangan
    Cadangan ini ialah sebagai cadangan yang dibuat dari pendapatan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama pada rentang waktu yang lalu atau pun juga dari tahun yang berjalan. Cadangan yang masuk di dalam modal sendiri tersebut diantaranya ialah seperti cadangan selisih kurs, cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan untuk kemudian menampung hal atau pun juga peristiwa yang tidak diduga sebelumnya (cadangan umum)
  3. Laba Ditahan
    Keuntungan yang kemudian bisa didapat oleh suatu  perusahaan tersebut dapat atau bisa beberapanya dibayarkan ialah sebagai dividen dan juga beberapanya itu ditahan oleh suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan tersebut menahan keuntungan itu sudah dengan tujuan tertentu, maka setelah itu kemudian dibuatlah cadangan sebagaimana yang sudah atau telah diuraikan. Apabila perusahaan tersebut belum memiliki tujuan itu mengenai/tentang pemakaian keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut ialah sebuah keuntungan yang ditahan.

Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Struktur Modal, Komponen, Teori, Tujuan, Struktur, Faktor dan Contohnya, semoga apa yang diuraikan dapat bermanfaat untuk anda. Terima kasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *