November 24, 2024

Pondoksalam – Pengertian Geomorfologi adalah suatu ilmu yang mempelajari mengeani bentuk permukaan bumi serta juga perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri.

Pengertian-Geomorfologi

Geomorfologi tersebut biasanya diterjemahkan yakni sebagai ilmu bentang alam. Awalnya orang memakai kata fisiografi untuk ilmu yang mempelajari mengenai ilmu bumi ini, hal tersebut kemudian dibuktikan pada orang-orang di Eropa yang menyebut fisiografi ini ialah sebagai ilmu yang mempelajari rangkuman mengenai meteorologi,  iklim,oceanografi, serta geografi.

Namun tetapi orang, terkhusus di Amerika, tidak begitu sependapat untuk kemudian memakai kata ini dalam bidang ilmu yang hanya mempelajari ilmu tentang bumi saja serta lebih erat hubungannya dengan geologi. Mereka kemudian lebih cenderung untuk memakai kata geomorfologi.


Pengertian Geomorgologi Menurut Para Ahli

Secara singkat dibawah ini akan disajikan mengenai beberapa definisi geomorfologi yang dikemukakan oleh beberapa para ahli diantaranya :

  1. Lobeck (1939: 3)

    kemudian menyatakan bahwa Geomorfologi tersebut studi megnenai bentukl ahan.

  2. Cooke serta Doornkamp di dalam Sutikno (1987: 3)

    dinyatakan bahwa geomorfologi ini ialah studi mengenai bentuk lahan serta juga terutama mengenai sifat asal mula, proses perkembangan, alami, serta juga komposisi material penyusunnya.

  3. Thornbury dalam Sutikno (1990: 2)

    disana disebutkan bahwa geomorfologi ini merupakan ilmu pengetahuan mengenai bentuk lahan.

  4. Zuidam serta Concelado (1979: 3)

    kemudian menyatakan bahwa Geomorfologi ini merupakan studi yang menguraikan mengenai bentuk lahan serta juga proses yang mempengaruhi pembentukannya serta juga mengkaji hubungan timbal balik antara bentuk lahan tersebut yakni dengan proses di dalam tatanan keruangannya.

  5. Verstappen (1983: 3)

    bentuk lahan ini merupakan menjadi sasaran Geomorfologi bukan hanya daratan namun juga yang terdapat di dasar laut (lautan).


Ruang Lingkup Geomorfologi

Nampak jelas bahwa fisiografi tersebut merupakan studi mengenai daratan, lautan, serta atmosfir. Lautan tersebut dipelajari dalam Oseanografi, atmosfir tersebut menjadi studi Meteorologi, sedangkan pada daratan sendiri adalah obyek kajian Geomorfologi.

Dengan demikian jelaslah bahwa studi Geomorfologi ini ialah salah satu cabang dari Fisiografi yakni mengenai daratan yang menitik beratkan di bentuklahan penyusun konfigurasi pada permukaan bumi.

Berbicara tentang hubungan antara Geomorfologi itu dengan Geologi W.M. Davis di dalam Sudardja (1977: 4) menggunakan istilah geomorphogeny serta geomorphography, karena adanya suatu perbedaan penekanan di dalam mempelajarinya.

Yangmana, geomorphogeny ini kemudian mempelajarinya dan mengutamakan pada bentuk muka bumi itu dimasa lampau, yang kemudian sangat erat hubungannya dengan geologi, dan juga  sedangkan geomorphography ini sendiri kemuidan lebih menekankan pada mempelajari mengenai bentuk muka bumi yangada dimasa sekarang, sehingga hubunganya itu dengan geografi sangat begitu erat.


Konsep dasar Geomorfologi

Terdapat 10 Konsep dasar geomorfologi yang berada di dalam buku Principles of Geomorphology diantaranya sebagai berikut :

  1. Proses-proses fisik serta hukumnya yang terjadi saat ini berlangsung selama waktu geologi,
  2. Struktur geologi tersebut ialah faktor pengontrol yang dominan di dalam evolusi bentuk lahan,
  3. Tingkat perkembangan relief permukaan bumi tergantung diproses-proses geomorfologi yang berlangsung,
  4. Proses-proses geomorfik tersebut terekam pada land forms yang menunjukan karakteristik proses yang berlangsung,
  5. Keragaman erosional agents tersebut tercermin pada produk serta urutan land forms yang terbentuk,
  6. Evolusi geomorfologi tersebut memiliki kompleks,
  7. Obyek alam di permukaan bumi umumnya itu berumur lebih muda dari Pleistosen,
  8. Interpretasi yang sempurna tentang landscapes melibatkan beragam faktor geologi serta juga perubahan iklim selama Pleistosen,
  9. Apresiasi iklim global tersebut kemudian diperlukan di dalam memahami proses-proses geomorfik yang beragam, serta
  10. Geomorfologi, umumnya itu mempelajari land forms / landscapes yang terjadi saat ini serta juga sejarah pembentukannya.

Proses Geomorfologi

Proses geomorfologi ini merupakan perubahan-perubahan baik itu dengan secara fisik maupun kimiawi yang dialami oleh permukaan bumi.

Penyebab proses nya yaitu benda-benda alam yang kita kenal dengan sebutan geomorphic agent, berupa air serta juga angin. Yang semuanya itu merupakan penyebab yang kemudain dibantu dengan adanya suatu gaya berat, serta juga pada keseluruhannya bekerja secara bersama-sama di dalam melaksanakan perubahan terhadap permukaan pada muka bumi.

Tenaga-tenaga perusak tersebut bisa atau dapat kita golongkan di dalam tenaga asal luar (eksogen), yakni yang datang dari luar atau juga dari permukaan bumi, yakni sebagai lawan dari tenaga asal dalam (endogen) yang berasal dari dalam bumi.

Tenaga asal luar tersebut pada umumnya bekerja sebagai perusak, sedangkan untuk tenaga asal dalam ialah sebagai pembentuk. Kedua tenaga inipun kemudian bekerja bersama-sama di dalam mengubah bentuk permukaan muka bumi ini.

Pembentukan

Perusakan

Pengangkutan

Tenaga asala dalam

Pembentukan struktur

Pembentukan gunung api

Tenaga asal luar

Gradasi

Pelapukan

Tenaga dari luar bumi

Adanya jatuhan dari meteor

Tenaga asal luar

Pengangkutan bahan

Erosi

Gelombang


Terapan Geomorfologi

Terdapat beberapa terapan geomorfologi menurut Thornbury dalam Sutikno diantaranya :

Terapan geomorfologi di dalam hidrologi, yang membahas hidrologi di wilayah atau daerah karst serta air tanah daerah glasial. Masalah pada hidrologi di wilayah atau daerah karst dapat atau bisa diketahui dengan baik apabila geomorfologinya itu kemudian juga diketahui dengan secara mendalam.

Air tanah pada wilayah atau daerah glasial tersebut tergatung pada tipe endapannya, serta tipe endapan tersebut bisa atau dapat lebih mudah didekati dengan geomorfologi.

Terapan geomorfologi pada geologi ekonomi, yakni membahas mengenai suatu pendekatan geomorfologi untuk kemudian dapat menentukan jebakan residu, mineral epigenetik, tubuh bijih, serta endapan bijih.

Terapan geomorfologi didalam keteknikan, aspek keteknikan yang kemudian dibahas itu meliputi jalan raya, penentuan kerakal, pasir, pemilihan pada situs bendungan serta juga geologi militer. Terapan geomorfologi di dalam keteknikan ini seluruh aspek geomorfologi dipertimbangkan

Terapan geomorfologi diekplorasi minyak, banyak kemudian unsur pada minyak di AS yang kemudian ditentukan dengan adanya pendekatan dari geomorfologi terkhusus padabentuk lahan termasukjuga itu mengenai topografi, untuk kemudian dapat atau bisa mengenal mengenai struktur geologi di dalam penentuan terdapatnya kandungan minyak.

Terapan geomorfologi di dalam bidang lain, yakni menyangkut pemetaan tanah, kajian pantai, serta erosi.


Jenis Klasifikasi Geomorfologi

Berdasarkan asal sumber tenaga penyebab proses geomorfologi, Selby (1985) kemudian membagi proses yang berasal dari dalam serta dari luar, bumi.

Thornbury (1969) kemudian menambahkan proses pada proses asal ekstraterestrial yang kemudian dihasilkan dari aktivitas atau kegiatan organisme (termasuk juga manusia) serta proses ekstraterrestrial. penjelasan sebagai berikut :

1. Proses Endogenik (endogenic process)

Dipercaya bahwa inti bumi yakni dengan suhu setidaknya ialah 8000 ° C merupakan sumber dari proses pembentukan di bumi ini. Bloom (1978) kemudian menyebut proses tersebut merupakan proses yang konstruktif. Disebutkan demikian disebabkan karna hasil dari proses itu ialah lanskap baru yang tidak ada sebelumnya.


Tektonik

Pada skala dunia/ global, panas radiasi dari inti bumi tersebut kemudian menghasilkan aliran panas panas bumi serta konveksi dilapisan mantel (Selby, 1985). Arah pada pergerakan panas geotermal vertikal tersebut kemudain mengalir dari inti bumi itu ke kerak bumi serta kemudian menyebabkan suatu subsidensi tektonik (subsektion tektonik) serta juga elevasi tektonik serta juga seismik. Gerakan konveksi, aliran energi panas tersebut kemudian berubah serta menyebabkan gerakan lempeng.

Berkenaan dengan adanya perspektif lokal serta kiga regional, epirogenesis tersebut kemudian  akan terjadi disebabkan oleh karna proses tektonik yang mengarah dipembentukan yakni semacam lanskap struktural dari blok gunung (yakni gunung patahan tersumbat). Pergerakan lempeng tersebut kemudian menyebabkan orogeni serta melipat struktur gunung. Kompleksitas proses tektonik yakni sebagai penyebab seringnya penemuan di dalam pembentukan lanskap struktural cenderung kompleks.


Volkanisme

Vulkanisme / stabilitas di dalam penglihatan global terbentuk dalam salah satu dari 2 cara ini, khususnya karena perluasan dasar laut (ekspansi dasar laut) kerak samudera (ocean crust) atau pun juga tabrakan dua lempeng (subduksi) dari lempeng dengan lempeng samudera yakni dengan lempeng benua (crust benua), daerah gunungapi/ vulkanik yang paling terkenal ialah Kepulauan Hawaii. Penyebaran gunung berapi aktif pada Samudra Pasifik tersebut mencapai> 60% dari jumlah total di dunia.


2. Proses Eksogenik (exogenic process)

Sumber utama proses luar bumi ini ialah radiasi matahari. Radiasi matahari 31% tercermin oleh atmosfer di luar angkasa, 20% diserap oleh atmosfer serta juga 49% diserap oleh permukaan bumi (Slaymaker dan Spencer, 1998). Radiasi matahari dipermukaan bumi tersebut kemudian menghasilkan energi rotasi serta gaya tarik vertikal (Selby, 1985).

Mereka kemudian mengembangkan proses eksogen yang berbeda dari keduanya. Proses tersebut tidak akan pernah membentuk lanskap baru tanpa kemudian menghancurkan yang sudah ada, itulah sebabnya Bloom (1978) berbicara mengenai proses destruktif


Degradasi

Proses eksogen, pada saat mereka normal, mulai dengan degradasi pada satu tempat serta berakhir dengan degradasi di tempat lain. Degradasi morfologis tersebut kemudian ditandai dengan penurunan ketinggian disebabkan karna pelapukan, erosi, pergerakan tanah atau juga pengangkutan material erosi serta erosi dan juga pergerakan tanah. Hasil akhir dari transportasi itu ialah agresi di tempat lain.


Pelapukan

Erosi batuan klemudian ditunjukkan oleh perubahan pada batuan asli. Empat faktor yang kemudian memengaruhi proses pelapukan contoh seperti Properti batuan, Iklim, Topografi serta Vegetasi. Singkatnya, kedua batuan sedimen itu dengan komposisi dominan mineral kuarsa tersebut lebih sulit ditolak daripada batulanau. Batuan yang sama menderita lebih cepat dari cuaca di dalam kondisi cuaca hujan tropis daripada yang subtropis.

Lanskap Berelief tersebut kemudian menawarkan kondisi cuaca yang lebih intens daripada lanskap yang tidak terlalu jauh. Jumlah vegetasi tersebut mempercepat proses pelapukan. Perubahan tersebut bisa atau dapat berupa mekanis-fisik yang dikenal yakni sebagai pelapukan serta dekomposisi fisik serta juga perubahan kimia atau disebut dengan pelapukan / dekomposisi kimiawi.

Notohadiprawiro (2000) kemudian menambahkan jenis pelapukan lain yang biologis. Agen atmosfer tersebut terjadi di daerah litosfer / terbuka, oleh karena itu terdapat interaksi dengan proses eksogen yang terjadi serta daerah ini disebut dengan zona perubahan.


Erosi dan Transportasi

Pada saat batuan mengalami pelapukan, secara hakiki bahan itu kemudian berpeluang terjadi erosi. Jika pemicunya ada, kemungkinan akan meningkat, termasuk juga menambahkan kemiringan lereng lanskap serta atau juga menambahkan kadar air ke batu. Kedua aditif tersebut mengurangi jumlah sudut pemotongan di batu.

Apabila terjadi erosi, setelah batuan tersebut dipisahkan dari “induk” (massa primer), mereka segera akan dipindahkan ke lokasi lain yang diangkat ke posisi yang lebih rendah. Sebagai alat erosi dan transportasi, itu dilakukan secara alami oleh aliran air, gelombang dan arus dari laut, angin, gletser dan organisme. Selain itu, aktivitas manusia juga merupakan bahan aktif, meskipun relatif tidak intens.


Gerakan Tanah

Pergerakan tanah mirip dengan proses erosi dan transportasi, yaitu pelepasan dan pemindahan batu dari “orang tua” mereka. Perbedaan antara kedua proses. Pergerakan bumi membutuhkan waktu yang relatif singkat dan area yang relatif kecil. Proses pergerakan tanah berlangsung dalam kondisi yang merupakan penyebab pasif dan aktivasi (Sharpe, 1938) di Thornbury, 1969).

Penyebab kepasifan yang dimaksud ialah sifat litologi, struktur geologi, lanskap, stratigrafi, iklim serta organik. Penyebab aktivasi meliputi perpindahan alami dan manusia, mempertajam sudut kemiringan karena aliran air dan paparan berlebihan terhadap air hujan dan lainnya.


Aktifitas Organisme

Seperti dicatat di dalam diskusi agen atmosfer biologis, tanaman tersenit berkontribusi pada proses geomorfologi dan yang paling utama ia memainkan peran di dalam proses fisik serta kimia agen atmosfer dan juga hewan, seperti tanaman, dapat atau bisa menjadi agen daro proses geomorfologi. Aktivitas kedua agen tersebut kemudian menjangkau area terbatas sehingga mereka itu tidak segera terlihat oleh mata dalam waktu singkat.

Di antara hal-hal yang lain, manusia merupakan patogen yang mungkin dari proses geomorfologi. Apabila seseorang mengandalkan ukuran tubuh serta juga bakat pikiran, efek dari kemunduran di dalam lanskap lebih besar daripada pada hewan atau juga tumbuhan. Dari sudut pandang geomorfologi, dampaknya kurang.


Aspek Geomorfologi

Selama sejarah perkembangan Geografi, kemudian dikenal 2 objek kajian utama, diantaranya :

  1. Geografi Fisik, yang mendasarkan pada objek bentang alami (natural landscape) itu  dengan penekanan dibentuklahan (landform), serta juga
  2. Geografi Sosial, yang kemudian mendasarkan kepada objek bentang budaya (yakni cultural landscape).

Di dalam Geografi, dikaji fenomena geosfer itu dengan melalui 3 (tiga) pendekatan, diantaranya :

  • pendekatan keruangan,
  • ekologi, dan
  • kompleks wilayah.

Fenomena geosfer ini adalah hasil dari interaksi faktor alam serta juga faktor manusia. Kenampakan fenomena geosfer pada hakekatnya terdapat 3 (tiga) paham utama, diantaranya :

  1. Deterministik (faktor alam ini mempengaruhi kondisi manusia),
  2. Posibilistik (faktor manusia mempengaruhi alam), dan
  3. Probabilistik (faktor alam serta manusia sama-sama kemudian memberikan kemungkinan terbentuknya fenomena geosfer).

Aspek-aspek geomorfologi ini  meliputi:

1. Aspek morfologi:

  • Morfografi ini merupakan suatu bentuk lahan yang dinyatakan di dalam kualitatif
  • Morfometri ini merupakan suatu bentuk lahan yang dinyatakan di dalam kuantitatif

2. Aspek morfogenesis

  • Menyangkut asal usul dari bentuk lahan. Morfogenesis tersebut terkait dengan tenaga serta juga proses geomorfologi

3. Aspek morfoklonologis

  • Membahas ini mengenai urutan kejadian suatu lahan yang diwujudkan di dalam bentuk peta.

4. Aspek morfosiasi

  • Membahas mengenai urutan kejadian antara satu bentuk lahan itu dengan bentuk lahan yang lain.

Asal Usul Bentuk Lahan (Genesis)

Adapun Asal usul dari bentuk lahan ini tentu disebabkan oleh banyak sekali proses, diantaranya

Proses Structural

1. Bentuk lahan asal proses structural ini merupakan bentuk lahan yang diakibatkan oleh tenaga endogen terutama itu dengan struktur geologi;

  1. Lipatan
  2. Patahan
  3. Pengangkatan

Proses Vulkanik

2. Bentuklahan asal proses vulkanik ini ialah bentuklahan yang disebabkan oleh karna proses gunung api. Satuan bentuklahannya diantaranya :

  1. Kawah ini merupakan suatu cekungan yang terbentuk oleh aktivitas dari magma
  2. Lava field (medan lava) ini merupakan terjadi dari akibat pembekuan dari lava. Ciri-cirinya ialah mempunyai topografi yang halus, juga tekstur batuannya kasar.
  3. Medan lahar ini merupakan terbentuk dari pembekuan dari lahar
  4. Kerucut gunung api ini merupakan terbentuk dari bagian puncak gunung api serta juga mempunyai lereng yang terjal
  5. Lereng atas ini merupakan bagian dari gunung api yang biasanya ditandai oleh lereng yang sangat curam serta mempunyai vegetasi lumut
  6. Lereng tengah ini merupakan terletak pada bagian tengah gunung api yang ditandai lereng yang sangat curam serta mempunyai vegetasi bermacam-macam
  7. Lereng bawah ini merupakan bagian gunung api yang dekat dengan kakinya yang kemudian ditandai dengan yang miring
  8. Lereng kaki ini merupakan bagian dari gunung api yang mempunyai lereng yang landai
  9. Dataran alluvial gunung api ini merupakan terbentuk dari material yang halus serta mempunyai lereng yang datar (0 – 2%)
  10. Dataran antar gunung api ini merupakan ditandai oleh lereng yang datar serta mempunyai 2 jenis batuan
  11. Sadle intermountain ini merupakan cekungan antar gunung api
  12. Bocca ini merupakan suatu kubah yang terbentuk akibat aktivitas magma yang keluar dibagian samping atau juga tengah
  13. Dike ini merupakan aktivitas magma yang menyerupai tiang
  14. Barranco ini merupakan lembah dari gunung api atau juga tempat lewatnya lahar piroklastik

Proses Denudasional

Bentuklahan asal proses denudasional ini ialah sebuah bentuk lahan yang disebabkan oleh karna tenaga eksogen ( erosi, sedimentasi, pelapukan, mass movement). Satuan bentuklahannya diantaranya :

  1. Pegunungan denudasional terkikis
  2. Perbukitan denudasional terkikis
  3. Perbukitan terisolasi
  4. Peneplain
  5. Kerucut talus
  6. Pledmont
  7. Pediment

Proses Fluvial

Bentuklahan asal proses fluvial ini merupakan bentuklahan yang disebabkan oleh air yang mengalir dan terjadinya sedimentasi. Bentukanlahannyab adalah:

  1. Dataran alluvial yang mempunyai ciri-ciri topografi yang datar 0 – 2%, batuannya itu alluvial, terjadi oleh akibat proses pengendapan serta juga penggunaan lahan beraneka ragam
  2. Tanggul alam (natural levee) yang empunyai topografi yang blebih tinggi, kualitas air yang sangat bagus disebabkan karna berasal dari sedimen yang lebih kasar, terbentuk oleh akibat proses luapan
  3. Rawa belakang (back swamp) mempunyai topografi yang yang cekung, daerahnya itu selalu tergenang air.
  4. Ledok fluvial
  5. Point bar yaitu endapan yang terdapat dibagian luar meander sungai
  6. Channel bar yaitu pulau yang terdapat ditengah sungai yang terjadi disebabkan karna adanya batuan yang menghambat.
  7. Oxbow lake
  8. Crevasse-splays ini merupakan hasil luapan sungai
  9. Kipas alluvial (Alluvial fan) ini merupakan terjadi pada mulut suatu jeram atau lembah pada suatu pegunungan yang berbatasan dengan daratan
  10. Dataran banjir yakni mempunyai topografi datar dan merupakan daerah yang sering tergenang air banjir dengan periode 1 p- 2 tahun
  11. Cekungan fluvial yaitu bagian terendah dari dataran banjir sungai, yang kemudian tersusun dari material sangat halus dari muatan suspense yakni dengan tebal penimbunan sekitar 1 hingga 2 cm, untuk tiap-tiap peristiwa banjir.
  12. Teras alluvial ini merupakan bentuklahan yang dibatasi oleh adanya dataran yang berlereng curam disuatu sisi serta juga lereng landai/datar disisi lain
  13. Delta

Proses Marin

Bentuklahan asal proses marin ini merupakan bentuklahan yang berasal dari air laut. Bentuklahannya diantaranya :

  1. Platform
  2. Cliftf dan notch
  3. Spit,lidah gosong pasir laut
  4. Ledok antar beting pasir laut
  5. Hamparan lumpur, mudflat
  6. Dataran Gisik
  7. Beting gisik
  8. Tombolo
  9. Dataran alluvial pantai
  10. Teras marin
  11. Lagun

Proses Solusional/Karst

Bentuklahan asal proses solusional/karst yakni bentuklahan yang diakibatkan oleh adanya  proses pelarutan. Bentuklahannya ini kemudian terbagi 2 diantaranya :

a) Bentuklahan negative:

  1. Doline ini merupakan suatu ledokan yang berbentuk corong dibatu gamping yakni dengan diameter dari beberapa meter sampai pada 1 Km serta juga pada kedalamannya dari beberapa meter itu sampai ratusan meter.
  2. Uvala ini merupakan ledokan tertutup yang luas yang terbentuk oleh gabungan dari beberapa doline .
  3. Polje ini merupakan ledokan tertutup yang luas serta memanjang didaerah topografi karst yang memiliki dasar mendatar serta dinding terjal.
  4. Blind Valley ini merupakan satu lembah mendadak berakhir/ buntu serta juga sungai yang terdapat pada lembah tersebut menjadi lenyap dibawah tanah.

b) Bentuklahan positif:

  1. Kygelkarst ini merupakan bentuklahan yang didirikan oleh sejumlah bukit berbentuk kerucut yang kadang-kadang dipisahkan oleh adanya cockpit.
  2. Turmkarst yang terdiri dari perbukitan berlereng curam atau juga vertical yang menjulang tersendiri diantara dataran alluvial.

Proses Aeolin (Angin)

Bentuklahan asal proses aeolin (angin) ini merupakan bentuk lahan yang kemudian disebabkan oleh adanya angin yang mengangkut adanya material


Proses Organic

Bentuklahan asal proses organic ini ialah bentuklahan yang diakibatkan oleh aktivitas atau aktivitas makhluk hidup. Bentuklahannya yaitu:

  1. Gambut
  2. Rataan terumbu
  3. Hutan bakau
  4. Makhluk hidup yang membuat sarang

Proses Glacial

Bentuklahan asal proses glacial ini merupakan bentuklahan yang disebabkan oleh adanya proses pencairan es. Bentuklahannya diantaranya :

  1. Moraine
  2. Horn
  3. Cirque
  4. Firm

Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Geomorfologi, Aspek, Proses, Ruang Lingkup, Jenis dan Konsep, semoga apa yang diuraikan dapat bermanfaat untuk anda.Terima kasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *