April 20, 2024

Warning: sprintf(): Too few arguments in /www/wwwroot/pondoksalam.co.id/wp-content/themes/chromenews/lib/breadcrumb-trail/inc/breadcrumbs.php on line 253

Pengertian Kebijakan moneter adalah seperangkat kebijakan ekonomi yang dibuat guna mengatur ukuran dan juga tingkat pertumbuhan pasokan uang di dalam perekonomian negara. Kebijakan tersebut merupakan tindakan yang terukur di dalam membantu mengatur variabel makro ekonomi, seperti misalnya inflasi ataupun pengangguran. Kebijakan ini kemudian dilakukan dengan segala macam cara, termasuk juga penyesuaian suku bunga, setelah itu mengubah jumlah uang tunai yang berada di pasar, dan juga pembelian atau penjualan sekuritas pemerintah.

Pengertian-Kebijakan-moneter

Kebijakan ini kemudian diambil oleh bank sentral atau Bank Indonesia dengan tujuan ialah untuk memelihara dan mencapai stabilitas nilai mata uang yang bisa dilakukan antara lain dengan pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat serta juga penetapan suku bunga. Kebijakan moneter ini meliputi langkah-langkah kebijakan yang dilaksanakan oleh bank sentral atau Bank Indonesia untuk bisa mengubah penawaran uang atau pun juga mengubah suku bunga yang ada dengan tujuan untuk bisa memengaruhi pengeluaran di dalam perekonomian.


Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuan akhir sebuah kebijakan moneter merupakan suatu kondisi ekonomi makro yang ingin dicapai. Tujuan ini tidak sama dari satu negara dengan negara lainnya dan juga tidak sama dari waktu ke waktu.

Tujuan kebijakan moneter tidak statis, tetapi memiliki sifat yang dinamis karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian pada suatu negara. Namun tetapi, kebanyakan negara tersebut menetapkan empat hal yang menjadi tujuan dari kebijakan moneter, diantaranya sebagai berikut :

  1. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
  2. Kesempatan kerja.
  3. Kestabilan harga.
  4. Keseimbangan neraca pembayaran.

Penjelasan lebih detail dari tujuan moneter diantarnya sebagai berikut:

  1. Mengedarkan mata uang yakni sebagai alat pertukaran (medium of exchange) di dalam perekonomian.
  2. Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian serta juga stabilitas tingkat harga.
  3. Distribusi likuiditas yang optimal di dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai pada di segala sektor ekonomi.
  4. Membantu pemerintah di dalam melaksanakan kewajibannya yang tidak bisa terwujud atau terealisasi dengan melalui sumber penerimaan yang normal.
  5. Menjaga kestabilan ekonomi, artinya ialah pertumbuhan arus barang serta jasa seimbang dengan pertumbuhan arus barang serta jasa yang ada atau tersedia.
  6. Menjaga kestabilan harga. Harga suatu barang itu adalah hasil interaksi antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang ada atau tersedia di pasar.
  7. Meningkatkan kesempatan kerja. Disaat perekonomian stabil pengusaha itu akan mengadakan investasi guna menambah jumlah barang serta jasa sehingga adanya investasi tersebut tentu akan membuka lapangan kerja baru sehingga akan memperluas kesempatan kerja masyarakat.
  8. Memperbaiki neraca Perdagangan Kerja Masyarakat. Dengan jalan meningkatkan ekspor serta juga mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau pun sebaliknya.

Instrumen Kebijakan Moneter

Instrumen-instrumen yang biasa dipakai oleh pemerintah di dalam pengambilan kebijakan moneter diantaranya :

1. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka

Operasi pasar terbuka merupakan salah satu kebijakan yang diambil bank sentral guna mengurangi atau pun juga menambah jumlah uang beredar. Kebijakan tersebut dilakukan dengan cara menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau pun juga membeli surat berharga yang ada di pasar modal.


2. Kebijakan Diskonto

Diskonto yakni pemerintah mengurangi atau pun menambah jumlah uang beredar dengan melalui cara mengubah diskonto bank umum. Apabila bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar sudah melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral kemudian akan mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga tersebt diharapkan akan merangsang keinginan orang untuk menabung.


3. Kebijakan Cadangan Kas

Bank sentral itu bisa atau dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau pun juga menurunkan cadangan kas (cash ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah itu di dalam bentuk giro, deposito, tabungan, sertifikat deposito, serta juga jenis tabungan lainnya. Terdapat persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah serta juga tidak boleh dipinjamkan.


4. Kebijakan Kredit Ketat

Kredit tetap itu diberikan bank umum, namun pemberiannya itu harus benar-benar didasarkan pada syarat 5C, apa itu 5C?, 5C diantaranya

  1. Character, Prinsip kemudian ini dilihat dari segi kepribadian atau pun juga karakter calon peminjam / nasabah
  2. Capability, Prinsip ini ialah yang menilai nasabah itu dari kemampuan nasabah di dalam mengelola keuangan pribadinya atau pun juga usaha yang dimilikinya.
  3. Collateral, terkait akan kondisi aset serta juga kekayaan yang dimiliki oleh calon peminjam, khususnya ialah nasabah yang memiliki sebuah usaha.
  4. Capital, Umumnya, semakin besar nilai agunan atau pun jaminan yang diberikan di dalam pengajuan pinjaman maka akan semakin tinggi atau besar pula poin penilaiannya.
  5. Condition of Economy, Prinsip ini kemduian dipengaruhi oleh faktor di luar dari pihak bank ataupun juga nasabah/calon peminjam.

Dengan kebijakan kredit ketat, jumlah uang yang beredar tersebut kemudian dapat diawasi. Langkah kebijakan tersebut biasa diambil disaat ekonomi sedang mengalami gejala inflasi.


5. Kebijakan Dorongan Moral

Bank sentral ini pun dapat juga memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai pidato, pengumuman serta juga edaran yang ditujukan pada bank umum serta juga pelaku moneter lainnya. Isi pengumuman, pidato, serta juga edaran tersebut bisa atau dapat berupa ajakan atau pun juga larangan untuk menahan pinjaman tabungan atau juga melepaskan pinjaman.


Peranan Kebijakan Moneter

Berdasarkan dengan UU (Undang-Undang) No. 3 tahun 2004 pasal 7, tujuan utama dari dilakukannya kebijakan moneter ialah menciptakan kestabilan nilai uang yang beredar di masyarakat. Untuk bisa mencapai tujuan tersebut, kebijakan tersebut memiliki beberapa peran, diantaranya

1. Menjaga Stabilitas Ekonomi

Pada saat kondisi ekonomi negara stabil, terkendali, serta juga berjalan dengan baik, kebijakan moneter tersebut harus dapat menjaga supaya kondisi itu dapat tersebut berkelanjutan. Stabil tersebut juga berarti arus uang yang beredar di pasar itu sama dengan arus barang/jasa yang ada/tersedia di masyarakat.


2. Menjaga Stabilitas Harga

Artinya, kebijakan tersebut pun juga harus mampu untuk menstabilkan kenaikan serta juga penurunan harga yang tidak beraturan.


3. Meningkatkan Kesempatan Kerja

Karna keseimbangan uang yang beredar serta juga jumlah barang/jasa, para pengusaha pun kemudian diharapkan lebih berani untuk mengadakan investasi. Investasi itu bisa atau dapat memperluas usaha serta juga menciptakan lapangan pekerjaan.


4. Memperbaiki Posisi Neraca Perdagangan dan Pembayaran

Pada saat terjadi deflasi, maka kebijakan tersebut dipakai untuk memperbaiki posisi neraca perdagangan serta juga neraca pembayaran dengan melalui penambahan jumlah ekspor yang terjadi disebabkan karna menurunnya suku bunga perbankan.


Jenis Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter ini kemudian dibagi menjadi dua, diantaranya ekspansif dan kontraktif. Penjelasannya sebagai berikut :

1. Ekspansif (monetary expansive policy)

Disebut juga dengan kebijakan uang longgar (easy money policy). Kebijakan ini dilakukan dengan melalui bank sentral dengan tujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat pada saat negara itu mengalami resesi atau pun depresi.

Beberapa cara di dalam memberlakukan kebijakan tersebut bisa dengan cara membeli surat-surat berharga, menurunkan suku bunga, mempermudah pemberian kredit serta juga menurunkan cadangan kas.


2. Kontraktif (monetary contractive policy)

Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy), merupakan suatu kebijakan dengan melalui bank sentral guan mengurangi peredaran jumlah uang pada saat negara mengalami inflasi.

Beberapa tindakan yang di lakukan dengan kebijakan ini ialah dengan menaikkan cadangan kas, menaikkan suku bunga, memperketat syarat pemberian kredit serta juga menjual sertifikat Bank Indonesia (SBI).


Fungsi dari Kebijakan Moneter

Terdapat beberapa fungsi penting dari kebijakan moneter, antara lain ialah sebagai berikut:

1. Penurun laju inflasi

Peraturan moneter ini memiliki fungsi sebagai pengendali peredaran uang. Apabila terlalu banyak uang yang beredar di masyarakat, inflasi tersebut menjadi suatu permasalahan yang tidak bisa atau dapat dihindari. Nah, pembuatan kebijakan keuangan tersebut tentu akan membantu mengatasi hal tersebut.

Baca lebih lanjut mengenai : √ Pengertian Inflasi, 3 Cara Perhitungan, Mengatasi Inflasi


2. Penjaga kestabilan harga

Sebagai salah satu dari kebijakan ekonomi makro, kebijakan moneter tersebut kemudian mencakup permasalahan yang terkait di dalamnya, termasuk juga inflasi. Keberadaan fenomena inflasi tersebut menyebabkan kenaikan harga barang serta jasa secara signifikan di dalam kurun waktu cepat dan singkat. Maka dari itu, kemudian dibutuhkan peraturan moneter yang mampu di dalam menjaga kestabilan harga jual beli.


3. Penjaga iklim investasi

Penanam modal alias investor tersebut kemudian akan melihat-lihat beberapa faktor penting, seperti misalnya tingkat suku bunga. Adanya kebijakan keuangan tentu akan membuat suku bunga itu bisa atau dapat dikontrol dengan baik.


4. Peningkat neraca pembayaran

Transaksi ekonomi internasional yang dilakukan oleh penduduk di dalam negeri dengan penduduk dari luar negeri dicatat di dalam neraca pembayaran. Neraca pembayaran tersebut adalah suatu catatan statistik yang berisi mengenai ringkasan arus keluar serta juga masuknya produk selama periode tertentu. Agar neraca pembayaran tersebut tetap stabil, peraturan moneter serta juga fiskal yang tepat dibutuhkan untuk mengendalikannya.


5. Penstabil nilai tukar mata uang

Tiap-tiap negara mempunyai mata uang yang berbeda sehingga akan diperlukan nilai tukar (exchange rate) yakni sebagai alat ukurnya. Exchange rate tersebut akan berkaitan erat dengan peraturan moneter. Pasalnya, Pada saat nilai tukar mata uang nasional tersebut melemah, daya beli masyarakat pun juga akan ikut menurun. Selain dari itu, exchange rate yang lemah tersebut pun juga membuat suku bunga menjadi meningkat secara drastis serta akan membuat harga barang impor itu menjadi naik. Nah, keberadaan kebijakan moneter tersebut akan menjadi penstabilnya.


6. Penyedia lapangan kerja

Bagaimana bisa peraturan moneter tersebut dihubungkan dengan lapangan pekerjaan? Pembuat kebijakan atau bank sentral tersebut memiliki wewenang di dalam mengatur nilai suku bunga. Pada saat lapangan pekerjaan itu semakin menipis, bank sentral kemudian akan meningkatkannya dengan cara menurunkan tingkat suku bunga supaya kegiatan ekonomi tersebut juga menjadi terdorong. Berkat perubahan diskonto, pelaku usaha itu bisa atau dapat mengembangkan bisnis atau juga memulai usaha baru.


Pengaruh Kebijakan Moneter terhadap Sebuah Bisnis?

Seperti yang dijelaskan diatas pada dasarnya kebijakan ini memiliki tujuan dan fungsi untuk mencapai keseimbangan perekonomian secara internal, eksternal, serta juga ekonomi makro.

Dari segi keseimbangan internal, itu diharapkan kebijakan tersebut mampu mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, serta juga terjadinya stabilitas harga.

Begitupun dengan tujuan dari ekonomi makro, ialah menjaga stabilitas ekonomi yang ditandai dengan harga stabil, kemudian banyaknya kesempatan kerja, secara neraca pembayaran yang seimbang.

Apabila perekonomian ini belum stabil atau pun terganggu, maka bank sentral kemudian akan melakukan segala macam tindakan yang mengarah pada stabilisasi.

Biasanya, ini akan melibatkan instrumen berupa  seperti suku bunga, giro, valuta asing, serta lainnya. Memang, yang pertama kali akan merasakan pengaruhnya ini ialah sektor perbankan, tetapi secara perlahan tentu akan dirasakan juga oleh sektor riil, termasuk bisnis yang kamu jalankan.

Pada tahap selanjutnya, pihak bank sentral yang merupakan pemilik otoritas moneter kemudian akan mengatur keseimbangan antara persediaan uang serta barang, hal tersebut dilakukan demi mengontrol laju inflasi. Secara tidak langsung, tindakan tersebut pun juga akan berpengaruh terhadap stabilitas harga barang di pasaran.

Karena bagaimanapun, harga pada sauatu barang atau produk adalah hasil dari interaksi antara uang yang tersedia di pasar dengan jumlah keseluruhan uang yang beredar. Dalam hal ini, kondisi harga pasar tentu akan berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis yang anda jalankan.


Contoh Kebijakan Moneter

1. Suatu negara mempunyai tingkat kegiatan ekonomi yang belum mencapai target. Biasanya, negara itu akan membuat kebijakan moneter yang berupa penurunan tingkat suku bunga. Dengan demikian, jumlah orang yang meminjam ke bank itu akan naik meningkat.


2. Sebuah negara mengalami inflasi sehingga bank sentral kemudian itu harus mengatur kebijakan untuk mengatasinya. Bank sentral umumnya akan mengurangi jumlah uang tunai yang beredar atau juga menurunkan cadangan kas negara.

Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Kebijakan Moneter, Peran, Fungsi, Instrumen, Tujuan, Jenis dan Contoh, kami berharap apa yang diuraikan dapat bermanfaat untuk anda. Terima kasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *