April 20, 2024

Pengertian-E-Commerce

Pengertian E-Commerce atau electronic commerce ini merupakan aktivitas jual beli dengan memanfaatkan perangkat teknologi serta internet. Baik penjual ataupun pembeli, keduanya itu harus terhubung dengan internet di dalam melakukan transaksi.

Dalam perdagangan elektornik, website tersebut akan berperan sebagai toko atau etalase di dalam memamerkan barang-barang yang dijual. Semua transaksi seperti memilih barang, komunikasi antara penjual serta pembeli, sampai proses pembayaran seluruhnya itu dilakukan secara online.

√ Pengertian E-Business


Pengertian E-Commerce menurut Para Ahli

Untuk dapat mengerti lebih dalam lagi mengenai E-Commerce ini, maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli diantaranya :

1. Menurut Laudon dan Laudon (1998)

E-commerce ini merupakan suatu proses menjual serta membeli suatu produk dengan secara elektronik oleh konsumen, dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya dengan melalui transaksi bisnis yang terkomputerisasi.


2. Menurut Kalakota dan Whinston (1997)

Definisi e-commerce ini bisa ditinjau dari 4 perspektif yang berbeda:

  1. Dari Perspektif Komunikasi
    E-commerce ini adalah suatu penyediaan produk (barang, jasa, informasi) serta juga pembayaran dengan melalui jaringan komputer atau pun peralatan elektronik yang lain.
  2. Perspektif pelayanan
    E-commerce ini diartikan sebagai alat di dalam memenuhi kebutuhan perusahaan serta konsumen yang sangat menguntungkan. Hal tersebut karena bisa meminimalkan biaya sekaligus meningkatkan kualitas serta juga kecepatan pelayanan terhadap konsumen.
  3. Perspektif proses bisnis
    E-commerce ini adalah aplikasi dari kemajuan teknologi yang memiliki tujuan memudahkan transaksi bisnis sekaligus langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan.
  4. Perspektif online
    E-commerce ini memungkinkan terjadinya proses jual/beli produk (barang, jasa, informasi) dengan melalui internet serta layanan online yang lain.

Metode Pembayaran E-Commerce

Khusus untuk masalah pembayaran, setidaknya terdapat tiga metode yang sering dipakai dalam e-commerce:

1. Cash on delivery (COD)

Transaksi COD ini merupakan jenis transaksi paling aman, disebabkan karna pembeli serta penjual akan bertemu langsung di dalam melakukan transaksi. Istilahnya terdapat uang ada barang. Beberapa jasa pengiriman melayani transaksi metode COD yang mampu utnuk meminimalisir penipuan online.


2. Pembayaran Lewat Transfer

Pembeli mentransfer sejumlah uang pada pihak penjual, baik itu dengan melalui mesin atm ataupun perangkat mobile perbankan. Setelah pembayaran dilakukan pesanan tersebut akan diproses baik dengan secara otomatis ataupun manual.


3. Pembayaran Elektronik

Pembayaran elektronik ini merupakan pembayaran dengan memakai pembayaran non-tunai. Misalnya dengan menggunakan Gopay, m-banking,  internet banking, Ovo, dana, linkaja dll.


Manfaat E-Commerce

Bicara mengenai manfaat di dalam hal bisnis atau perdagangan, maka e-commerce mempunyai keuntungan tersendiri, baik bagi pihak penjual ataupun pembeli.

1. Manfaat E Commerce Bagi Penjual

  • Wilayah Pemasaran Luas
    Tidak terdapat batasan ruang atau wilayah pada saat masuk dalam dunia maya, hal inilah yang dimanfaatkan oleh para pelaku usaha. Penjual dapat leluasa menjajakan produknya itu dengan jangkauan pasar yang luas, bahkan dapat menjual barang sampai ke luar negeri.
  • “Toko” Buka 24 Jam
    Website yang bertindak sebagai toko/etalase itu akan selalu buka serta bisa dilihat oleh calon konsumen selama 24 jam. Hal tersebut berbeda dari toko konvensional yang dapat tutup di jam-jam tertentu. Namun tetapi, jam operasionalnya tersebut tetap bergantung pada kebijakan penjual.
  • Target Pasar Tak Terbatas
    Disebabkan karna akses yang sangat mudah, maka produk yang dijual dengan secara online dapat dilihat oleh siapa saja. Hal tersebut memungkinkan kalian untuk mendapatkan calon pembeli dari segala macam kalangan.
  • Mengurangi Biaya Operasional
    Bisnis online tetap membutuhkan modal, namun biaya akan lebih rendah jika dibandingkan kalau membuka toko konvensional yang sangat menguras kantong terutama pada biaya sewa tampat serta gaji karyawan.
  • Efisiensi Promosi
    Promosi di media online lebih menguntungkan disebabkan karna dapat menargetkan orang secara spesifik. Apalagi apabila kalian memakai fitur periklanan semacam google ads atau fb ads. Kalian dapat menargetkan audiens hanya untuk wilayah tertentu, hobi, interest, gender atau juga umur tertentu.
  • Penyampaian Informasi Lebih Cepat
    Penjual terkadang wajib untuk memberikan informasi terkini tentang produk yang dijual, baik tersebut soal perubahan harga, komponen barang, ataupun ketersediaannya. Di dalam dunia e-commerce, informasi seperti ini dapat disampaikan secara cepat kepada konsumen.

2. Manfaat e-Commerce Bagi Pembeli

  • Kemudahan Dalam Berbelanja
    Kalian dapat berbelanja kapan pun juga di mana pun. kalian bahkan dapat berbelanja sambil bersantai tanpa keluar rumah. Cukup dengan komputer atau pun alat komunikasi yang dilengkapi jaringan internet, maka pembelian barang dapat dilakukan dengan mudah.
  • Banyak Pilihan Produk
    Pada saat berbelanja secara online, produk yang ditawarkan itu akan lebih banyak serta beragam, bahkan bukan tidak mungkin kalian juga akan menemukan barang-barang yang sudah langka di pasaran.
  • Leluasa Menentukan Pilihan
    Di tempat belanja konvensional, pembeli itu kadang merasa canggung kalau terlalu lama memilih-milih barang serta ditunggui oleh si penjaga toko. Bahkan, kalian juga mungkin saja merasa malu pada saat tidak jadi membeli gara-gara tak menemukan barang yang cocok.
  • Dapat Membandingkan Harga Dengan Cepat
    Di dunia maya, kalian dapat langsung menemukan banyak “toko” dari beragam  penjual, apalagi pada saat masuk ke marketplace yang layaknya mal online. Keuntungannya ialah kalian dapat membandingkan harga dari segala macam toko berbeda dalam waktu singkat.
  • Harga Bisa Lebih Murah
    Karena terdapat pemangkasan biaya operasional, penjual itu umumnya memasang harga yang lebih murah ketimbang barang yang dijual dengan secara konvensional. Hal tersebut pastinya menguntungkan para pembeli karena dapat menghemat biaya.

Sejarah E-Commerce

Sejarah e-commerce ini berawal di akhir tahun 1970-an. Pada zaman itu, orang-orang memakai teknologi yang memungkinkan sebuah perusahaan/organisasi guna mengirimkan dokumentasi komersial dengan secara elektronik.

Transaksi komersial itu memakai teknologi Electronic Data Interchange (EDI) serta Transfer Dana Elektronik (EFT), sehingga penggunanya dapat bertukar informasi bisnis ataupun melakukan transaksi elektronik.

E-commerce yang merujuk pada jual/beli online secara modern itu kemudian baru terwujud sekitar tahun 1991, tepatnya pada saat jaringan internet sudah tersedia secara komersial. Seiring dengan berjalannya waktu, muncul sejumlah perusahaan yang memelopori kegaitan atau aktivitas jual/beli online.

Contoh perusahaannya ini merupakan Ebay yang lahir di tahun 1995 serta Amazon yang mulai berdiri sejak sekitar tahun 1994. Setelah itu mulai banyak perusahaan yang kemudian berkecimpung di dunia bisnis online, bahkan di Indonesia juga jumlahnya mungkin sudah mencapai ribuan.


Jenis E-Commerce

E-commerce inikemudian terbagi menjadi beberapa jenis dengan berdasarkan pelaku usaha, sarana, serta juga orientasi keuntungannya.

1. Business to Business (B2B)

Transaksi atau perdagangan ini dilakukan antar perusahaan yang sama-sama mempunyai kepentingan bisnis. Suatu perusahaan itu dapat bertindak sebagai penjual atau pembeli, contohnya ialah transaksi antara produsen serta supplier.


2. Business to Consumer (B2C)

Transaksinya ini dilakukan antara perusahaan dengan konsumen, umumnya produk yang ditawarkan itu sudah dalam bentuk eceran. Konsumennya sendiri dapat berupa perusahaan (tanpa kepentingan bisnis) atau pun individu.


3. Business to Business to Consumer (B2B2C)

Pada tipe ini, alur transaksi ini umumna melibatkan 2 perusahaan serta 1 konsumen. Contohnya ialah produsen yang menjual barang kepada retailer, kemudian barang itu kemudian ditawarkan kembali kepada konsumen.


4. Costumer to Business (C2B)

Model e-commerce ini terjadi pada saat individu menyediakan atau menjual sebuah produk kepada perusahaan. Misalnya ialah menjual desain website, pembuatan logo dll.


5. Costumer to Costumer (C2C)

Transaksinya ini dilakukan antara konsumen atau end-user. Konsumen yang mempunyai suatu produk setelah menjualnya ke end­-user lainnya. Contoh dari aktivitas C2C misalnya orang yang berjualan di tokopedia, bukalapak dll.


6. Business to Employees (B2E)

Model B2E ini terjadi pada saat sebuah perusahaan menyediakan suatu produk untuk para pekerja/pegawainya sendiri.


7. Intra Business e-commerce

Aktivitas bisnis yang memungkinkan terjadinya transaksi antar unit atau juga individu yang masih berada di dalam satu perusahaan.


8. Mobile Commerce (M-commerce)

Pada e-commerce­ jenis ini, semua transaksi atau aktivitas bisnis tersebut dilakukan lewat media jaringan tanpa kabel.


9. Non-business e-commerce

E-commerce tipe ini dilakukan tanpa orientasi bisnis /tidak mencari keuntungan, misalnya transaksi yang melibatkan institusi akademis, organisasi sosial serta  keagamaan.


Contoh E-Commerce

Di bawah ini merupakan beberapa contoh bentuk e-commerce yang masih eksis dipakai oleh banyak orang.

1. Iklan Baris

Iklan baris ini merupakan contoh e-commerce sederhana yang sering jadi pilihan para pelaku usaha. Lewat iklan baris, seseorang atau perusahaan itu dapat mempromosikan barang atau jasa yang hendak dijual kepada para calon konsumen. Contoh website iklan baris yang sampai saat ini masih sering dipakai ialah OLX serta forum jual beli di Kaskus.


2. Retail atau Toko Online

Baik berupa website ataupun lewat media sosial. Proses transaksi e-commerce yang berbasis media sosial ini hampir sama seperti iklan baris, yakni pembeli harus menghubungi si penjual itu secara langsung.

E-commerce berbasis medsos ini juga lebih sering dilakukan oleh perorangan atau individu, sedangkan untuk perusahaan yang lebih besar biasanya mempunyai website sendiri di dalam menjual produk-produknya.

Bentuk e-commerce ini mempunyai fasilitas transaksi di dalam memudahkan proses pembayaran. Target pasar yang dituju oleh perusahaan seperti ini biasanya ialah end-user atau pengguna akhir, tapi tidak menutup kemungkinan adanya penjualan dengan secara grosir untuk supplier.


3. Marketplace

Sesuai dengan namanya, bentuk e-commerce yang satu ini lebih mirip mal atau pun pusat perbelanjaan online. Dibandingkan dengan dua bentuk e-commerce sebelumnya, marketplace tersebut menawarkan produk yang jauh lebih beragam.

Hal tersebut dikarenakan terdapat banyak penjual yang berkumpul di dalam marketplace itu. Penjualnya pun tidak terbatas pada perusahaan-perusahaan besar atau juga brand ternama, tapi juga bisa individual.

Di sisi lain, pihak penyedia marketplace tersebut akan memberikan sejumlah fasilitas di dalam penjual dan pembeli, mulai dari metode pembayaran yang aman (rekening pihak ketiga) sampai pada adanya promo tertentu.

Penyedia marketplace ini biasanya mendapatkan keuntungan dari iklan atau pun juga dari komisi yang sudah disepakati bersama. Contoh marketplace yang sampai saat ini banyak dipakai ialahAlibaba, Aliexpress, Tokopedia, Bukalapak, Shopee serta masih banyak lagi.

Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian E-Commerce, Jenis, Metode, Manfaat dan Contoh, kami berharap apa yang diuraikan dapat bermanfaat untuk anda. Terima kasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *